Photo: google image |
Para penderita ekshibisionisme mengekspos bagian tubuh mereka sedemikian rupa kepada kelompok teman-teman, kenalan, atau orang asing untuk sebagai hiburan, kepuasan seksual, atau untuk kesenangan.
Kelainan seks ini sudah sejak lama dilakukan, yaitu tercatat sejak zaman klasik, sering dalam konteks kelompok perempuan melakukan ini untuk mempermalukan laki-laki yang menghasut mereka untuk melakukan, beberapa tindakan publik yang dianggap tidak senonoh. Sejarawan Yunani kuno Herodotus memberikan penjelasan tentang perilaku ekshibisionis dari abad kelima SM dalam Historia.
Eksibisionisme pertamakali dianggap sebagai penyakit jiwa dalam jurnal ilmiah terbitan 1877 karya dokter dan psikolog Perancis Charles Lasègue (1809–1883). Hal ini karena perilaku eksibisionisme telah mengganggu kualitas hidup seseorang untuk dapat berfungsi secara normal dan dianggap kelainan psikologis, dikategorikan ke dalam Diagnostic and Statistical Manual, 4th Edition (kelas 302.4) sebagai menyimpangan seksual yang disebut "Parafilia".
Jenis paparan ketelanjangan
Dibawah ini adalah jenis bentuk eksibisionisme, yaitu:
1. Anasirma
Tindakan mengangkat rok ketika tidak mengenakan celana dalam, dengan tujuan untuk memamerkan alat kelamin.
2. Flashing
Tindakan membuka secara sementara anggota tubuh yang biasanya tertutup. Memamerkan secara singkat alat kelamin laki-laki atau perempuan dan payudara.
3. Martimaklia
Suatu jenis parafilia yang melibatkan ketertarikan seksual agar orang lain menonton tindakan seksual yang dilakukannya.
4. Mooning
Tindakan mempertunjukan bokong. Tindakan ini lebih sering dianggap lelucon, humor, hinaan atau ejekan, dan tidak ada hubungannya dengan rangsangan seksual; sedangkan jika dilakukan oleh perempuan, hal kebalikannya terjadi, yaitu dianggap rangsangan seksual.
5. Streaking
Aksi berlari telanjang bulat melintasi tempat umum. Tujuannya biasanya bukan bersifat seksual, tetapi nilai ketegangan dan "kejutan", dan dapat dilakukan laki-laki atau perempuan.
6. Kandaulisme
Tindakan yang dilakukan seseorang untuk menelanjangi pasangan seksualnya dengan cara yang eksplisit.
7. Reflektoporn
Tindakan menelanjangi diri sendiri dan mengambil gambar atau video dengan menggunakan permukaan memantul, seperti cermin, kemudian mengunggah gambar tersebut ke internet atau forum publik.
8. Skatologia telepon
Beberapa peneliti mengklaim bahwa perilaku ini adalah varian eksibisionisme, meskipun tidak terdapat komponen interaksi fisik secara langsung.
Klasifikasi
Secara umum terdapat dua kelompok Eksibisionisme yaitu yang tidak berbahaya dan yang berbahaya.
Dalam karya ilmiah Forensik dan Aspek Medik-Legal atas Kejahatan Seksual dan Praktek Seksual yang Tidak Biasa (2009) mengklasifikasikan eksibisionisme sebagai berikut.
Kelas I: Eksibisionis berfantasi
Orang-orang ini berfantasi memamerkan alat kelamin mereka kepada orang-orang yang tidak curiga, tapi terlalu takut untuk benar-benar melaksanakan fantasi itu.
Kelas II: Eksibisionis murni
Orang-orang ini puas dengan hanya memamerkan alat kelamin mereka dari kejauhan dan bermasturbasi.
Kelas III: Eksibisionis kriminal
Kelompok ini merupakan yang terbanyak dan sering terlibat dalam kejahatan seksual lainnya, terutama pedofilia dan penganiayaan anak.
Kelas IV: Eksibisionis ekslusif
Pada kelas ini pelaku Eksibisionis tidak dapat membentuk hubungan romantis normal dengan orang dari kelompok preferensi jender mereka, dan tidak bisa melakukan hubungan seksual yang normal. Bagi mereka, eksibisionisme adalah satu-satunya cara untuk mendapatkan kepuasan seksual.
Sumber referensi:
https://id.wikipedia.org/wiki/Eksibisionisme diakses tanggal 5 september 2015
0 Comments
EmoticonEmoticon